Sederet Studi Terbaru Tentang Virus Covid-19 -->
Berita Fakta Dan Informasi Terkini Hari Ini

Seputar Berita Dan Informasi Terkini, Aktual Terpercaya Tersaji Secara Lugas. Menyajikan Informasi Aktual Dan Ulasan Menarik Untuk Semua

Cari Berita

Iklan

Sederet Studi Terbaru Tentang Virus Covid-19

Orchid Media
Senin, 26 Oktober WIB Last Updated 2020-11-18T14:23:35Z
Orchidmedianews.com - Para ilmuwan di seluruh dunia sekarang berlomba-lomba mengungkap rahasia seputar virus corona yang timbul sejak akhir 2019. Berdasarkan data Worldometers, Minggu (25/10/2020), virus corona telah menginfeksi sebesar 42.990.580 orang di seluruh dunia. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak 31.707.974 pasien dinyatakan sembuh dari Covid-19 & 1.155.437 lainnya meninggal. Oleh karena itu, pengungkapan misteri Covid-19 yg dilakukan para ilmuwan ini sangat krusial untuk mendukung pembuatan obat, vaksin, & menentukan langkah pencegahan.

Berikut sejumlah studi baru terkait virus corona yang dirilis para ilmuwan. Berikut daftarnya: 

Efektivitas plasma darah 

Sebuah studi yg diterbitkan British Medical Journal (BMJ) memberitahukan pengobatan menggunakan plasma darah pasien yg pulih tak banyak berpengaruh dalam pasien virus corona. 

Hasil studi itu didapatkan sesudah meneliti 400 pasien Covid-19 yg tengah dirawat pada Rumah Sakit seluruh India, antara April dan Juli 2020. 

Mereka lalu dibagi sebagai dua grup, satu di antaranya menerima dua transfusi plasma selang 24 jam & mendapat perawatan terbaik. 

Usai 7 hari, beberapa tanda-tanda seperti sesak napas dan kelelahan terlihat membaik. Namun, pengobatan itu tak mengurangi kemungkinan kematian atau peningkatan tanda-tanda sebagai parah. 

"Percobaan memperlihatkan efek kecil pada tingkat di mana pasien dapat terbebas dari virus, namun ini tidak cukup buat meningkatkan pemulihan mereka dari penyakit," istilah Simon Clarke, pakar mikrobiologi seluler pada Univesity of Reading. 

Vaksin AstraZeneca 

Baru baru ini salah satu penelitian menyebut vaksin dari AstraZeneca dinilai dapat memicu kekebalan yg kuat dari virus corona. Menurut analisis para ilmuwan independen pada Inggris, hasil pengujian sementara ini mampu sebagai kabar positif

"Vaksin ini melakukan seluruh yg kami harapkan & itu informasi baik dalam perjuangan kami melawan penyakit," kata ahli virologi menurut University of Bristol yg juga sebagai pemimpin penelitian, David Matthews. 

Vaksin AstraZeneca yg bekerja sama dengan Oxford University ini dibentuk dengan mengambil virus flu biasa yang disebut adenovirus dari simpanse & menghapus kurang lebih 20 % instruksi virus.  

Potensi kematian Covid-19 pada AS 

Studi permodelan yg dilakukan Institute for Health Metrics dan Evaluation (IHME), University of Washington, memperkirakan angka kematian dampak Covid-19 di Amerika Serikat akan melebihi 500.000 dalam Februari 2021. 

Dengan sedikit opsi perawatan Covid-19 yang efektif dan belum tersedianya vaksin, hasil permodelan itu menampakan AS menghadapi tantangan kesehatan publik yang serius. 

"Dengan skenario yg dievaluasi di sini, AS kemungkinan besar menghadapi tantangan kesehatan publik yang terus menerus dari Covid-19 sampai 28 Februari 2021 & selanjutnya," tulis IHME dalam studinya yg dipublikasikan pada Jurnal Nature Medicine. 

IHME menjelaskan, lonjakan kasus pada AS waktu ini kemungkinan akan semakin intens dalam November & Desember 2020, dan mencapai puncaknya pada Januari 2021. 

Antibodi Covid-19 bertahan 4 bulan 

Dalam penelitiannya, Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Finalandia (THL) melaporkan antibodi sesudah terinfeksi Covid-19 mampu bertahan setidaknya empat bulan. 

Ini mengindikasikan, antibodi virus corona bertahan lebih lama menurut yg diperkirakan sebelumnya. Selain itu, antibodi Covid-19 pula terbentuk satu bulan selesainya infeksi dan masih bisa dideteksi hingga empat bulan lamanya. 

"Hampir seluruh pasien menciptakan antibodi penawar & sebagian besar mempertahankannya selama periode pengamatan (empat bulan)," kata ilmuwan senior THL Merit Melin. 

Studi tersebut melibatkan 129 orang pada keluarga, yang mempunyai setidaknya satu orang terinfeksi virus corona, dimulai pada maret 2020. 



Sumber: Kompas.com (Nur Rohmi Aida/Retia Kartika Dewi/Vina Fadhrotul Mukaromah/Gloria Setyvani Putri | Editor: Jihad Akbar/Rizal Setyo Nugroho/Gloria Setyvani Putri/Agus Rifai)


Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Komentar

Tampilkan

Terkini

Olahraga

+