Jakarta - Sebanyak 20 eksportir gagal mengirimkan benih lobster ke Vietnam hari ini, Rabu, 25 November 2020, pasca-penangkapan Menteri Kelautan & Perikanan (Menteri KKP) Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jumlah komoditas benih yg akan diekspor ditaksir mencapai 500 ribu ekor.
“Kerugian hari ini kalau ditotal 500 ribu ekspor kali Rp 20 ribu mencapai Rp 10 miliar,” ujar Direktur PT Grahafoods Indo Pasifik Chandra Astan dilansir dari Tempo, Rabu, 25 November.
Baca juga: Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK Terkait Kasus Benih Lobster
Pengiriman benur terhalang lantaran KKP tidak bisa menerbitkan surat keterangan waktu pengeluaran (SKWP). Menurut kabar yang diperoleh pengusaha, tak terdapat satu pun pejabat berwenang yang bisa meneken dokumen ini.
SKWP adalah dokumen khusus yg wajib dipenuhi eksportir sebelum mengirim benur ke luar negeri. Penerbitan surat wajib mendapat persetujuan dan penandatanganan dokumen oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.
Chandra menyebutkan, potensi kerugian harus ditanggung dampak kerusakan komoditas fauna hayati. Sebab, benih tak sanggup diterbangkan ke negara tujuan sesuai waktu yang sudah diestimasikan.
Pejabat KKP belum mengkonfirmasi terkait konflik ini. Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar tidak menjawab pesan yg dikirimkan media. Begitu pula dengan Kepala Biro Hubungan Masyarakat & Kerja Sama Luar Negeri KKP Agung Tri Prasetyo.
Inspektur Jenderal KKP M. Yusuf mengaku tidak berwenang menjawab problem ekspor benih lobster. “Saya tidak diberi mandat untuk bicara hal tersebut” katanya. Sementara itu, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, & Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) I Jakarta Habrin Yake belum memberi respons sampai keterangan ini diturunkan.
Sumber: tempo
